Sabtu, 05 Agustus 2017

Bab 5 - Klapetart

Klapetart





            Semenjak putus sama Feby, dua tahun yang lalu, Gue tidak pernah deket sama cewek. Gue ngerasa nyaman dengan kejombloan seperti sekarang ini. Meski pun hampir semua temen, baik itu yang di kostan atau yang di kampus pada punya pacar. Gak tau kenapa, gak ada sedikit pun perasaan pengen nyari gebetan. Temen-temen dekat ada yang ngeledek, ada yang nyaranin supaya cepet-cepet nyari pacar. Tapi semuanya Gue tanggepin dengan santai, Gue anggep angin lalu.
            Tapi semenjak perkenalan dengan Nadia dua hari yang lalu, perasaan sedikit tergugah untuk mencoba kembali deket sama cewek. Targetnya tentu Nadia, dia yang menggugah hasrat untuk deket sama cewek, dia juga yang harus bertanggung jawab jadi gebetan. Lagian apa salahnya maen ke Nadia yang kostannya Cuma kehalangin dua bangunan.
            Malam Rabu, meski gak terlalu yakin, Gue berencana untuk berkunjung ke kostannnya Nadia. Tapi begitu hendak berangkat, tiba-tiba perasaan jadi kacau gak karuan. Gue jadi salah tingkah, bolak-balik dari ujung koridor yang satu ke ujung koridor yang lainya, dari lantai satu ke lantai dua. Dengan ekspresi kudanil pecah ketuban (kalau ada yang liat pasti gemes-gemes pengen nonjok gimana?), akhirnya Gue memutuskan untuk ngajak Eka, karena kalu ngajak si Nunu, bukan sukses yang didapat, yang ada malu-maluin. Nunu pasti ngegasak habis makanan yang disuguhin dan Gue yakin dia bakal minta nambah. Karena Eka lagi gak ada kerjaan, dia bersedia nemenin gue. Tapi sebelumnya Gue kasih pengarahan dulu.

“Ka, rencananya gini, ntar lu bantu Gue ngomong sama dia. Pokoknya bikin jadi lebih cair. Kalau Gue ama Nadia udah lancar, lu cepet-cepet cabut, bilang ada apa ke. Gimana?”
“Oh Nadia jualan es balok ya?”
“Tak….” Gue jitak kepalanya
“Situasinya…!!! Bukan es-nya…!!!”
“Ok.. ok.. Gue ngerti” kata Eka.

            Begitu sampai di depan pintunya, Gue langsung ketok, tapi Eka langsung marah.

“Pintunya yang diketok bukan pala Gue”
“Ups… sorry, sorry nervous Gue”

            Setelah diketok, akhirnya pintu ada yang ngebuain, dia Astri temenya Nadia.

“Hai Tri… Nadianya ada?” kata Gue.
“Oh Nadia, tunggu bentar ya” kata Astri sambil masuk ke dalem.

            Tidak lama kemudian Nadia keluar, dengan menggunakan piyama pink. Gue makin grogi liat dia yang lucu banget kaya aromanis, jadi pengen ngejilatin gimana, gitu. Apa lagi rambutnya diikat ekor kuda, nambah lucu.

“Oh Aa, silahkan masuk A” kata dia sambil mempersilakan masuk.
“Terima Kasih” kata Gue sama Eka.
“Silakan duduk”
“Terima kasih”
“Bentar ya, Nadia ambilin dulu minum”
“Terima kasih”

            Ternyata Nadia bukan ngekost kaya mahasiswa pada umumnya. Dia nyewa sebuah rumah, bersama dengan keempat temannya. Rumahnya cukup luas dengan desainnya yang ok pula. Rumah ini terdiri dari ruang tamu, ruang keluarga, lima kamar tidur, dapur, kamar mandi dan sebuah jemuran di lantai dua. Sekarang gue duduk di sofa, di ruang tamu. Suasannya temaram, karena lampu yang dinyalakan hanya lampu dinding. Terlihat sekali kalau rumah ini sangat terawat.

“Ayo silahkan diminum” kata Nadia sambil naruh berisi aer putih sama cemilan di atas meja.
“Wah pake disuguhin makanan segala, jadi ngerepotin” Gue basa-basi yang bener-bener basi.
“Engga ngerepotin ko, lumayan lah alakadarnya”


HENING

“Tinggal sama temenya ya?” pertanyaan bodoh, kalau tadi yang ngebukain pintu temenya, ya kemungkinan besar dia tinggal sama temenya.
“Iya”


HENING

“Berapa orang?”
“Nadia sama empat orang, jadi semuanya berlima.”
“Oh…”

KEMBALI HENING

“Tinggal sama temenya ya?”
“kan tadi udah ditanyain” sambil senyum
“oh iya...”

HENING LAGI

“Ih kerupuknya lucu ya, warna-warni” kata Nunu sambil nunjuk kerupuk yang ada dalam toples. Mungkin maksud Nunu, gue pengen tu kerupuk.
“Iya itu kerupuk melati, Nadia suka banget sama kerupuk melati, bentuknya lucu, kecil-kecil kaya melati, warnanya juga lucu.”
“Bikin sendiri?”  Gue nanya.
“Ah.. enggak, dapet beli. Mana mungkin Nadia bisa bikin gituan”
“Pasti beli mentah terus digoreng sendiri”
“Enggak, beli jadi di supermarket.”

            Berkat kerupuk melati, yang sebenernya bukan kerupuk tapi snack, suasana jadi lebih cair (es kali cair). Gue jadi lebih santai, gak nervous lagi. Pembicaraan mulai melebar ke hal-hal yang lainya. Selain lucu Nadia juga ternyat asyik diajak ngobrol. Orangnya nyantai, ramah, antusias dan suka humor. Naluri PDKT Gue yang telah lama mati berangsur bangkit dan kembali  bergelora.
            Tapi ada satu yang terlupakan oleh Eka, dia gak nyadar kalau suasana udah oke, dia harus cabut. Eka ikut berbaur dalam obrolan, tapi matanya tetep fokus pada makanan yang ada di meja. Lama kelamaan Gue mulai gerah, dan mencoba untuk ngasih tau Eka supaya cepet-cepet pergi. Gue sikut sambil sedikit mengerak-gerakan mata mata ke arah pintu yang ada di samping Eka. Celakanya Eka salah nangkep isyarat Gue. Dia melakuakan gerak tubuh yang bermakna “APA?” Gue gerak-gerakin lagi mata ke arah pintu, tapi karena posisi Gue di samping Eka, membuat gerakan mata Gue mentok di meja. Dengan bingung Eka menunjuk makanan yang ada di meja.

“Krupuk?”
Gue geleng-geleng kepala
“Permen?”
Gue geleng-geleng kepala
“Bolu?”
Geleng-geleng kepala
“Nastar?”
Geleng-geleng badan
“Cheese stick?”
Gue guling-guling di lantai


            Gue berhenti ngasih kode, karena Gue yakin hasilnya akan lebih parah. Lama-lama dia bakal nawarin kulkas yang ada di ruang tengah, kemudian TV, lukisan, mungkin juga kesed. Semua kembali larut dalam obrolan yang hangat, tapi gue tetep gedek ama Eka. Gue pun ngambil HP, lalu ngetik pesan.

             Eka yang lagi sibuk nyobain semua makanan ngeluarin HPnya. Setelah dia baca lalu senyam-senyum ganjen ama Gue, kayak onta lagi kawin. Eka pun pamit sama Nadia, katanya ada temenya datang ke kostan. Ketika Eka beranjak pergi, dia masih sempet-sempetnya nyomot bolu.
            Ngobrol berdua tanpa Eka ternyata lebih menyenangkan. Gue sama Nadia larut dalam obrolan yang gak karuan, ke sana - ke mari. Dari sana Gue tahu banyak tentang Nadia. Gadis cantik yang ada di hadapan Gue ini, ternyata orang Bandung Timur. Dia ngekost di sekitar kampus karena kalau bolak-balik dari rumahnya ke kampus cukup merepotkan. Bayangin, bolak aja diperlukan waktu sekitar dua jam lebih, apalagi kalu ditambah balik, sehingga dia memutuskan untuk ngekost.
            Nadia merupakan anak cikal dari tiga bersaudara. Tidak heran memang, karena sikapnya dewasa, dia juga anggun. Adik pertamanya perempuan, kelas 2 SMP dan adik bungsunya yang juga perempuan baru duduk di kelas 2 SD.
            Ngambil jurusan ekonomi memang sejak awal dia menyukai dan menginginkan untuk kuliah di jurusan Ekonomi. Tapi yang paling berkesan dari pertemuan ini, selain dia ramah dan lucu, giginya itu indah sekali, lebih indah dari sebuah mahakarya yang pernah dibuat oleh umat manusia. Giginya itu, kecil-kecil berbaris dengan rapi mirip bulir jagung manis. Antar gigi yang satu dengan gigi yang lainya tampak saling melengkapi, sempurna sekali. Warnanya putih bersih, laksana susu murni, tapi lebih bening, bercahaya. Dan tahukah kamu teman, tiap kali dia tersenyum, waktu berjalan lambat, slow motion, indah, indah sekali. Tiap dia tersenyum, jantung Gue berdegup kencang. Oh damn..!!!! kenapa dia mesti punya gigi seindah itu.  Gue yakin suatu saat nanti, dia bakal jadi bintang iklan produk pasta gigi. Dan produk pasta gigi yang dia bintangi, penjualannya akan laku keras.
            Bandingkan dengan gigi Gue yang besar-besar, posisinya saling berdesakan, kagak ada lucu-lucunya. Kalu tersenyum lebih mirip kuda bersin. Gue berkhayal sejenak dengan takdir gigi Gue. Gue ditawarin oleh agen iklan untuk menjadi bintang iklan produk pembersih gigi. Nama produknya adalah “Aboe Gosok Tjap Njonja Njengir”. Dalam iklan diceritakan, gue datang naik kuda dengan stelan cowboy, menuju kota tua di daerah Las Vegas. Lalu Gue turun dari kuda sambil melihat-lihat ke sekitar. Dari arah berlawanan datang seorang pria berbadan kekar, kepalanya botak, kumisnya kaya Pak Raden. Semua penduduk langsung berlarian, ada yang sembunyi di dalam tong kayu, ada yang masuk ke bar, ke barber shop, ke restoran dan ke motel. Di balik persembunyainnya mereka mengintip apa yang akan terjadi.  Suasana berubah jadi lebih tegang, dengan back song lagu country. Cklek… cklek… cklek… bunyi besi dari boot pria kekar tersebut mengiringi tiap langkahnya. Tiap langkahnya perlahan tapi pasti, membuat suasana menjadi semakin tegang. Gue pun berjalan pelan tapi mantap ke arah pria tersebut. Ketika jarak yang memisahkan sekitar 5 langkah, dia berhenti begitu pun dengan Gue. Kedua tangan gue dan tangan dia ngangkang di samping pinggang masing-masing. Gue sama pria asing itu siap-siap terlibat dalam sebuah pertarungan.
             Tik… tik… tik… hanya bunyi detik jarum jam di tower kayu, yang sesekali diselingi oleh bunyi angin yang berhembus. Panas terik di tengah hari bercampur dengan ketegangan membuat badan dan muka Gue berkeringat, mengisyaratkan kerasnya kehidupan di Las Vegas. Begitu jarum jam menunjukan pukul 12 tepat, bel berbunyi dengan nyaring. Bertepatan dengan bunyi bel, pria tersebut kekar tersebut langsung mengaum lalu nyengir memamerkan giginya, pada waktu yang bersamaan gue juga nyengir, dengan menggunakan gerakan serigala melolong di malam bulan purnama. Terlihat gigi Gue putih bersih, dan berkilau terkena cahaya matahari. Sementara gigi pria tersebut berwarna kusam dan kuning. Pria kekar kemudian membalikan badan dan berlari sambil menangis, karena giginya kalah bersih sama Gue. Gue lalu nyabut abu gosok pembersih gigi Tjap Njonja Njengir. Warga kota semuanya bersorak dan keluar dari persembunyiannya. Semuanya riang gembira karena gue telah berhasil mengusir pria kekar yang selama ini menggangu kota. Pria yang ditakuti itu ternyata The Yellow Teeth, penjahat no 1 di Las Vegas.

  ***
“Silahkan A, dimakan cemilannya” kata Nadia mempersilahkan lagi, karena dari tadi Eka lah yang lebih agresif menghajar cemilan.
“Kayaknya bolunya enak, bikin sendiri?” kata Gue sambil ngambil bolu.
“Iya, kebetulan kemaren abis pulang, gak enak ya?”
“Engga ko, enak banget. Udah cantik pintar masak pula
“Ah si Aa, bisa aja”

            Sejak kunjungan itu, Gue jadi sering main ke Nadia. Mulanya seminggu sekali, kemudian semakin intens menjadi seminggu dua kali, lalu menjadi empat kali seminggu. Berkat intensitas ketemuan yang tinggi, hubungan yang terjalin pun menjadi semakin erat. Nadia kini menjadi semakin terbuka, tidak lagi menganggap Gue sebagai orang asing.
            Pada suatu malem, seperti biasanya Gue, Topeng dan Eka nyari makan. Ketika keluar kostan secara spontan terlintas di pikiran untuk ngajak Nadia makan.

“Brow, tunggu bentar ya, gue ngajak Nadia dulu”
“Alah… kayak dianya bakal mau aja” kata Topeng
“Udah cepet sana, kita tunggu di sini” kata Eka

            Gue pun berjalan menghampiri kostan Nadia. Lalu ngetok pintu rumahnya. Tidak lama kemudian Nadia datang ngebukain pintu.

“Eh Aa, masuk A”
“A ke sini mau ngajak Nadia makan, gimana? mau gak?”
“Makan di mana?”
“Ya di sekitar Ledeng”
“Oh… kalau gitu tunggu bentar ya, Nadia ganti baju dulu”
“Ok, jangan lama ya”

            Nadia hanya senyum, lalu masuk ke dalam, tak lama berselang Nadia pun keluar dengan menggunakan rok panjang model Cinderela dan T-Shirt putih yang dibalut cardigan merah tua.

“Ayo A”

            Gue pun berjalan sama Nadia ke depan kostan Pelangi, tempat Eka sama Topeng nunggu. 
    
     I think I’m fall in love


Baca juga :

#wahid m

         Update dilakukan satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal 5 pukul 21.00 wib. Kenapa tanggal 5? karena               tanggal 5 merupakan tanggal keramat (gue gajiannya tanggal 5 guys he.. he... jadi pas lagi posting, hati lagi     seneng)

BAB 4 - Vanilla Late

Vanilla
Late



Kampus Gue tercinta tidak hanya menyediakan sarana belajar. Ada ritual tahunan besar, yang diadain sama anak jurusan Seni Rupa, yang bisa ngelepas kepetan dari rutinitas kuliah, ritual tersebut disebut dengan Djamoe Tjap IKIP. Sebuah acara yang menampilakan berbagai kegiatan, mulai dari bazaar akbar, art perform Tisna Sanjaya, sampai dengan pentas seni kampus yang dimeriahkan band terkenal seperti Cupumanik, Laluna, /Rif dan Peterpan.
            Band Gue yang namanya Vanilla Late, lulus audisi sebagai pengisi acara Djamoe Tjap IKIP. Teman mau tahu arti Vanilla Late? Ceritanya begini, ketika Gue bareng anak-anak kostan main game online Counter Strike di Kostan, iseng-iseng Eka nyeletuk.

“Gimana kalau kita main Band?” sambil mata tetep fokus ke monitor.
“Boleh juga tuh ide” kata Ajay.
“An****(tiiiiiiit)…!!! mati Gue” kata Nunu yang pemainnya mati tertembak musuh.
“Siapa saja personelnya” kata Topeng.
“Ya kita-kita” kata Eka.
“Gimana Sep, setuju ga?” Ajay nanya Gue.
“Kalau Gue sih, anjriiit…..!!!” Gue keburu histeris, karena pemain gue juga mati.
“GIMANA…!!!” semua ngebentak.
“Iya, ok… ok….

Nah sejak kejadian itu, kita mulai getol nge-band. Band Gue dikasih nama D’Apple, nama yang luar biasa keren apabila dibandingkan dengan kemampuan skill yang pas-pasan. Berikut komposisi dari band Gue.

Vocal                : Ajay
Lead Guitar       : Topeng
Second Guitar   : Nunu
Bass                 : Gue
Drum                : Eka

Dalam menapaki dunia per-band-an, banyak kendala yang dihadapi. Salah satunya adalah hampir semua personel memiliki kebiasaan telat. Bukan cuma 5 menit, 10 menit atau 15 menit, tapi berjam-jam. Sedangkan salah banyaknya adalah, cancel jadwal latihan seenaknya, suka gonta-ganti lagu ga karuan, godain anak TK dan lain-lain.
Ada juga kebiasaan yang ga buruk-buruk amat, kita suka kongkow bareng, atau briefing sambil minum kopi Vanilla. So, dengan alasan tersebut kita mengganti nama band kita, dari D’Apple menjadi Vanilla Late, yang artinya band yang doyan nongkrong dengan kopi Vanilla dan suka telat. Nama yang sesuai teman…
***
            Dalam acara Djamoe Tjap IKIP, Vanilla Late tampil pertama, alias band pembuka. Hal ini disebabkan oleh si Nunu yang ngotot pengen ngewakilin untuk ngambil undian tampil. Hasilnya, sungguh mengecewakan. Padahal sebelumnya dia sesumbar, kalau dia yang ngambil pasti kita akan tampil terakhir sebagai band kampus dan dilanjut dengan band bintang tamu. Tangan sial si Nunu pasti disebabkan karena kebiasaan cebok dengan tangan kanan.
            Akhirnya waktu yang dinanti tiba. Vanilla Late tampil, setelah Performance Art dari Tisna Sanjaya, dosen seni rupa ITB. Cuma masalahnya, ketika Vanilla Late dipanggil MC, untuk naik panggung, si Ajay belum ada, bener-bener karet. Tapi dari kejauhan kelihatan si Ajay lari-lari mendekat ke back stage, tempat kita kumpul. Gue langsung tanya si Ajay dengan kesal.

“Ke mana aja, kita udah mau tampil..!!”
“Duh sory brow, ban mobil Gue bocor kena paku” sambil terengah-engah.
“Boss Gue mules neh, mau ke WC dulu ya?” kata Eka sambil memasang wajah memelas minta izin.
“MULES..???” semua serentak.

Eka ngangguk sambil megangin perut. Satu lagi teman, Eka itu orangnnya gampang nervous, kalau tampil di depan orang banyak. Padahal tadi sebelum berangkat, di kostan sempet boker, lama pula.

“Engga boleh, ayo sekarang kita naek” Nunu menolaknya, karena ga sabar pengen perform.
“Ayo naik, udah telat nih” kata panitia dari atas panggung.

Akhirnya kita semua naik ke panggung sambil narik Eka. Begitu udah berada di panggung, semua personil ngedadak gugup melihat penonton yang luar biasa banyaknya. Karena selama ini Vanilla Late ga pernah manggung di depan penonton yang sangat banyak kaya sekarang.
Semua kunci bass yang udah dilatih sebulan nguap begitu aja, tak tersisa barang sedikit pun. Padahal Gue udah hatam 153 kali, dari masing-masing lagu. Gue cuma inget kalau kita akan bawain 2 dua lagu yaitu Harder To Breathe dari Maroon Five sama Hysteria dari Muse. Lebih-lebih yang terjadi sama Eka, badanya menggigil, gigi gemerutuk, muka pucat, telapak kaki pecah-pecah, ketombean,  sticknya dua (ya iyalah, orang main drum sticknya mesti dua). Untungnya Eka ga pipis di celana.
Tapi doa apa yang dipanjatkan sama Eka, tiba-tiba dia main solo drum, enerjik, powerful, berkelas, manis sekali teman, pokoknya kalau minjam bahasa Pak Bondan Winarno sih top markotop atau double mak nyuss. Kemudian disambut dengan riuh tepuk tangan penonton yang gegap gempita.
Ada satu rahasia teman, Eka saking gugupnya dengan nekad memainkan drum lesson yang terdapat pada VCD Belajar Sendiri Main Drum, yang selama ini menjadi kitab sucinya dalam bermusik. Permainannya sama banget, sedikitpun tidak menyimpang dari permainan yang ada di VCD. Karena jurus tersebut yang paling dipahami oleh Eka, bahkan sampai hapal di luar kepala, sampai-sampai kentut sama sendawanya suka memakai ketukan itu. Tapi Gue salut dengan cara dia ngambil keputusan yang cepat dan tepat di saat genting seperti itu. Berkat permainan Eka, plus tepuk tangan penonton, percaya diri kami mulai ereksi kembali.
Begitu Eka ngasih ketukan single stroke roll  pada snare drumnya yang merupakan intro dari lagu Harder To Breathe, Gue, Nunu sama Ajay langsung menyambutnya dengan nada masing-masing, disusul dengan gitarnya Topeng, yang kemudian menghasil sebuah komposisi musik yang harmonis. Sungguh sangat mengesankan, apalagi diikuti dengan gerakan penonton yang mengangguk-angguk dan sesekali meloncat-loncat, hilang semua nervous. Kita bermain dengan baik dan gagal untuk mempermalukan diri sendiri.
            Semua personil turun dari panggung dengan muka berseri, seolah-olah baru memenangkan pertempuran melawan VOC yang duet dengan penjajah Jepang.

“Ka, bukannya mau ke WC? sekarang boleh” kata Gue
“Sudah lupa tuh” jawabnya sambil cungar-cengir ganjen.
“HUH…!!!!” semua serempak noyor kepala Eka.

  ***
Acara Djamoe Tjap IKIP berlangsung sangat meriah dari pagi sampai tengah malam. Meskipun tadi siang Vanilla Late tampil sebagai pengisi acara, tapi pas waktu malem berbaur dengan yang lainya menikamti sajian dari Laluna dan Peterpan, tapi yang paling berkesan adalah Cupumanik. Dari musikalitas, lirik dan performnya luar biasa. Tak heran ketika lagu Maha Rencana dibawakan semua penonton ikut melakukan headbanging bahkan ada pula yang melakukan crowd surfing dan stage diving.
            Acara selesai sekitar pukul 12 malam. Tapi tak apalah, cuma setahun sekali ini. Semua penonton bubar dan pulang ke tempat tinggalnya masing-masing. Dalam perjalanan pulang Eka bertemu dengan adik kelasnya yang sama kuliah di Jurusan Bahasa Inggris. Namanya Santi, dia nonton bersama dua orang teman sekostannya. Sepanjang perjalanan Eka asik ngobrol bersama Santi. Daripada BT gue ajak ngobrol temanya Santi. Namanya Nadia, orang asik diajak ngobrol. Bagi dia nonton konser seperti tadi ternyata baru pertama kali. Tadinya tidak mau ikut nonton, tapi karena diajak Santi dan ingin melihat Peterpan secara langsung katanya. Dia antusias sekali membahas acara barusan, terlihat dari gaya bicaranya yang sangat excited.  
            Dalam perjalanan pulang hanya diterangi cahaya bulan. Dan sesekali melewati lampu penerangan jalan. Akhirnya kami sampai di depan kostan. Biasanya setiap pukul 9 malam, pintu pagar Kostan Pelangi sudah dikunci. Jadi terpaksa harus manjat pintu pagar besi yang ujungnya runcing.
            Yang pertama kali manjat adalah Eka, dia landing dengan selamat sentosa. Giliran berikutnya adalah gue, semua berjalan lancar Nadia tersenyum ke gue melihat kelakuan anak kostan yang bela-belain manjat pagar demi nonton konser.

Tapi di mata gue senyum itu lain, senyum yang manis dan gue baru sadar ternyata nadia itu cantik, anggun, inocent dan ketika tersenyum waktu berjalan lambat. Sampai tiba-tiba kaki gue terpeleset, dan ujung baju nyangkut di besi pagar. Sehingga gue ngegantung di pagar. Dan ah sudahlah.....


Baca juga :
#wahid m

         Update dilakukan satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal 5 pukul 21.00 wib. Kenapa tanggal 5? karena               tanggal 5 merupakan tanggal keramat (gue gajiannya tanggal 5 guys he.. he... jadi pas lagi posting, hati lagi     seneng)

Sabtu, 15 Juli 2017

BAB 3 - Haji Imron

Haji Imron





            Kemarin malem Nunu curhat. Katanya seminggu yang lalu dia berkenalan sama cewek di KOPMA. Kronologisnya begini:
Waktu abis kuliah Sejarah Afrika, si Nunu ga balik bareng ke kostan. Katanya mau nongkrong di KOPMA, sambil ngenet, buat nyari bahan makalah Filsafat Sejarah. Karena besok dia ada presentasi. Ya udah, Gue pulang ke kostan sendirian.
Sementara itu, sekeluarnya dari kelas Nunu langsung cabut ke KOPMA. Koperasi Mahasiswa atau lebih dikenal dengan sebutan KOPMA, merupakan tempat nongkrong para mahasiswa. Di sana banyak hal yang bisa dilakuin, mulai dari jajan cemilan, makan berat, beli koran, beli majalah, beli buku, beli pulsa, nonton live music,  manfaatin hot spot untuk ber-internet ria, dan yang paling penting ngeceng. Dua hal terakhir merupakan alasan utama para mahasiswa nongkrong di KOPMA.
Sesampainya di KOPMA, Nunu langsung nyari tempat yang strategis, buat mantau arus lalu-lintas mahasiswa yang keluar masuk KOPMA. Di pojok, ya Nunu ngambil posisi di pojok, sambil nyalain laptopnya dan ditemani dengan sepiring gado-gado, plus satu teh botol. Itu merupakan menu ngirit makan siang Nunu.
Waktu pun berlalu Nunu tenggelam ke dalam teori filsafat, mulai dari epicureanism, analytic, stoicism, skepticism, scholasticism, pragmatism, phenomenology, existentialism, postmodern, environmental dan lain-lain. Otak Nunu yang apabila dirontgen nampak segede kacang polong, tidak mampu mencerna pemikiran para filsuf. Teori-teori tersebut telah berhasil membuat Nunu impoten. Lalu daripada dibuat mati tragis oleh teori-teori tersebut, Nunu memutuskan ngesave file-file yang dirasa penting, dan ujung-ujungnya, nanti di kostan Gue yang jadi korban. Mulanya nanya kata-kata yang gak dimengerti, terus nanya kalimat yang gak dimengerti, kemudian nanya esensi dari sumber yang sedang dikaji, akhirnya nyuruh Gue bikinin makalahnya, sekalian nebeng ngeprint. Kalau udah kaya gini, kelakuan si Nunu lebih menjengkelkan dari Rowan Atkinson bahkan Nohara Sinosuke. Pengennnya Si Nunu Gue gulung pake karpet dibikin kaya lemper, kemudian diikat kuat-kuat dengan batu yang beratnya satu ton, lalu dilempar ke Segitiga  Bermuda. Kalau engga, si Nunu gue ikat ke tiang, lalu tutup matanya pake kain hitam, kemudian Gue kasihin ke penduduk Nigeria, untuk dijadikan persembahan dalam ritual Voodoo.

***
            Setelah sekian lama, Nunu terpuruk dalam dunia filsafat, tiba-tiba ada yang membuyarkan konsentrasinya, atau lebih tepatnya ada yang berhasil ngebangunin dari mimpi buruknya.

“Boleh ikut duduk?”
“Iya, silahkan” sambil tetep memperhatikan monitor. Karena telah beralih haluan, menjadi browsing photo-photo bugil.
“Makan” kata orang tadi, nawarin.
Oh iya, makasih” kata Nunu sambil tetep fokus ke monitor.
“Maniak bokep ya?”

            Nunu baru bener-bener sadar dan terperanjat, kemudian ngeminimize web yang sedang dibuka sambil gugup. Dan ketika nengok ke samping, si Nunu makin gugup, lalu bengong, matanya natap ga berkedip. Prosesor otaknya yang setara kalkulator, telat memproses input data, kalau disampingnya ada cewek cantik lagi merhatiin monitornya. Dengan segenap daya dan upaya seekor kadal, Nunu berhasil memberikan pembelaan.

“Oh ini, bukan photo bokep, tapi photo anatomi manusia modern, kebetulan Gue dapat tugas dari dosen untuk ngebandingin antara anatomi manusia purba dengan anatomi manusia modern, terutama yang berjenis kelamin perempuan.”
“Oh…” kata cewek tersebut.
“Iya begitu, suer, sumpah pokoknya kalau Gue bo’ong berani dikeroyok anak-anak paly group”. Kata Nunu meyakinkan cewek tersebut.
“Emang kuliah jurusan apa?”
“Jurusan sejarah, kamu?”
“Aku… Jerman”
“Oh iya, namaku Nunu, nama lengkapnya Nunu Cruise, tapi teman-teman biasa manggil Nunu Munu’u” kata Nunu sambil ngajak salaman.
“Rena… masih ada hubungan kerabat dengan Tom Cruise?”
“Dia adalah kaka sepupuku, cuma pas dia jadi TKI ke Amerika kebetulan ketemu sama pencari bakat, makanya sekarang jadi terkenal, padahal dia gak ganteng-ganteng amat di banding sama gue.”
            Dari obrolan tersebut berlanjut dengan saling tukar no HP. Dan sekarang, Nunu sedang heboh prepare mau nyantronin Rena ke rumahnya di daerah Bubat.
            Jam 18.30 Nunu berangkat dari kostan pake motor. Dengan semangat 45 Nunu menerobos udara malam. Bubat yang letaknya lumayan jauh terasa dekat, hanya dalam setengah jam nunu telah berhasil sampai di Bubat. Lalu masuk daerah komplek. Tanpa pikir panajang Nunu menuju blok F, sedang detailnya kurang inget. Karena ketika ngobrol sama Ndia, Nunu lebih konsentrasi memperhatikan Renanya daripada omongannnya. Setelah berhasil menemukan blok F, Nunu masih kebingungan nyari rumah Rena. Susana di sana sangat sepi, gak ada satu pun orang yang lewat.
            Demi sang pujaan hati, akhirnya Nunu nekad untuk ngebel rumah yang paling deket. Dengan perasaan yang gak karuan Nunu pencet bel rumah No 1F. setelah beberapa saat, keluarlah bapak-bapak.
“Permisi pak, numpang tanya. Tau rumahnya Rena?”
“Rena? Gak tau tuh”
“Maaf ganggu, terima kasih”
“Ga apa-apa”

            Nunu gagal di rumah No 1F. tapi perjuangannya tidak surut samapai di situ Nunu pun melangkah menuju rumah No 2F. lagi-lagi Nunu menekan bel yang ada di pintu pagar. Sesa’at kemudian keluar seorang perempuan muda, cantik.

“Maaf Neng mau tanya, tau rumahnya Rena?”
“Duh… kurang tau”
“Kalau Eneng namanya siapa?” kata Nunu dengan gaya cengengesannya.
“Ratna”
“Kalau no HPnya berapa?”
           
            Bukanya ngejawab pertanyaan Nunu, itu cewek malah masuk ke dalam rumah. Nunu pun terus melakukan pencarian. Setelah dimarah-marahin oleh orang yang lagi sakit gigi, karena mencet bel terus-terusan di rumah No 12F, Nunu baru sadar, kenapa gak nelepon Rena saja. Dasar otak Nunu, otaknya ada di dengkul, masih mendingan Gue agak atasan dikit, di pantat. Lalu Nunu ngeluarin kepunyaanya (HPnya bukan  tititnya).

“Halo, Rena! Kamu rumahnya no berapa sih?”
Kan aku udah kasih tau, No 23F”
“Oh… tungguin, Gue bentar lagi nyampe”.

            Setelah sukses tersesat, akhirnya Nunu ada di depan rumah Rena. Nunu pun menekan tombol bel. Tidak lama kemudian, disambut kedatangan Rena.

“Katanya mau ke sini jam 19.00, kok baru datang sekarang” kata Rena sambil ngebukain pintu pagar dan ngajak masuk Nunu ke rumahnya.
“Tadi nyasar, nyari rumah kamu”.
“Nyasar gimana? kan udah dikasih tau alamatnya”
“Aku lupa”
           
Sekarang Nunu udah ada duduk di sofa ruang tamu rumah Rena. Rumahnya sangat nyaman, ditambah dengan design interior yang sesuai.

“Mau minum apa?
“Apa aja deh, semua yang dibuat ama kamu aku suka”
“Alah… gombal” kata Rena sambil senyum GR.
           
            Rena pun masuk ke dalam untuk membuat minuman. Nunu yang tinggal sendirian memperhatikan seluruh bagian ruang tamu. Matanya berhenti pada sebuah photo keluar yang berukuran besar, yang dipajang di di dinding. Dari sana Nunu tahu kalu Rena adalah anak sulung dari tiga bersaudara, satu adik perempuan dan yang bungsu laki-laki kira-kira TK.
“Lama ya?” Rena membuyarkan perhatiannnya.
“Wow.. apa neh, kayanya enak” mata Nunu berbinar-binar melihat pudding special yang dihiasi lelehan fla kental dan dikasih strawberry di atasnya. Selain itu Rena juga membawa dua gelas lemon tea bubble.
“Ini aku bawain pudding, aku yang buat lho, special buat kamu”
“Special buat aku”
“Iya”

            Nunu senyum, mendengar Rena membuatkan pudding special untuknya. Teman perlu kamu ketahui, GRnya Nunu lebih mirip Lutung lagi ngantuk, gedubrak ke kiri, gedubrak ke kanan, garuk sana, garuk sini, lalu muter-muterin ujung baju. Sungguh sedikit pun tidak ada anggun-anggunnya.

“Ayo… silahkan dicoba”
“Dicoba?”
“He’eh”

            Tanpa banyak nasi basi, Nunu langsung ngambil piring kecil sama pisau yang telah disediain. Satu potong, dua potong, tiga potong, terus berlanjut ke potongan-potongan berikutnya. Dengan binalnya Nunu melahap pudding satu Loyang besar tersebut hanya dalam waktu lima menit. Persis kaya kuda lumping makan nasi goreng. Rena cuma bengong melihat masterpiecenya diobrak-abrik dalam sekejap oleh tuyul kurang netek.

“Wah.. enak banget pudingnya”
“Terima kasih”
Setelah pudding habis dan perutnya kenyang, Nunu bisa ngobrol dengan baik, tanpa khwatir Naga dalam perutnya berontak. Biasanya kalau naga dalam perut Nunu berontak, suka demo kepada majikannya untuk segera dikasih makan, kalau tidak naga-naga tersebut mengancam akan melakukan makar dan melakukan serangan secara sporadis.
            Suasana di ruang tamu menjadi hangat dan menyenangkan, dan tiba-tiba.

“ Bentar ya, aku ke dalam dulu manggil Mama”

            Tanpa menunggu jawaban dari Nunu, Rena segera masuk ke dalam. Nunu yang hendak mencegahnya, hanya bisa pasrah. Rena pun kembali bersama Mamanya, yang lumayan masih muda.

“Nih Mah, kenalin teman Rena”
“Nunu… Tante” kata Nunu sambil menjabat tangan ibu Rena, dan sedikit membungkukan badanya sebagai tanda hormat.
“Teman kuliah Rena?”
“Bukan Tante, teman kampus tapi beda jurusan”
“Oh… kirain teman kuliahnyanya, di sini ngekost?”
“Tidak, saya asli Bandung” Nunu berbohong
“Bandungnya di mana?”
“Di Gerlong”
“Oh di Gerlong…. Kalau di Gerlong Tante banyak kenalan, Nunu ayahnya siapa?”
“Haji Imron”
Nunu ngejawab dengan mantap dan penuh percaya diri. Perlu diketahui, Haji Imron merupakan orang terkaya dan terpandang di Gerlong jadi hampir semua orang tahu Haji Imron. Dia memiliki sekitar 3.000 kamar kost-kostan, satu blok ruko yang disewakan, warnet yang besar dan dia juga merupakan juragan angkot. Ada untungnya ngejawab anak Haji Imron, pikir Nunu. Dengan begitu Nunu bisa mendapat simpati dari ibunya Rena.

“Bukannya Haji Imron anaknya cuma satu? anaknya perempuan, itu juga udah menikah. Ibu sering ke rumahnya haji Imron, dia kan temannya ayah Rena”.

HENING


***
baca juga :
BAB 1 - UGD
BAB 2 - Ganja VS Kentut
BAB 4 - Vanilla Late
BAB 5 - Klapetart


#wahid m
   Update dilakukan satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal 5 pukul 21.00 wib. Kenapa tanggal 5? karena tanggal 5 merupakan tanggal keramat (gue gajiannya tanggal 5 guys he.. he... jadi pas lagi posting, hati lagi seneng)

BAB 2 - Ganja VS Kentut

Ganja VS Kentut




Hari ini Gue berangkat pagi, meskipun tidak biasa masuk kelas on time. Hal ini dilakukan karena dosen mata kuliah Sejarah Indonesia Kuno yang perfeksionis, yang memiliki sejumlah aturan, yang tidak bisa ditawar. Seperti ga boleh telat masuk kelas, lebih dari  5 menit, tidak boleh pake celana jeans bolong, tidak boleh pake sandal, tidak boleh gondrong bagi mahasiswa cowok, tidak boleh pup di kelas, tidak boleh bawa binatang buas, tidak boleh goyang ngebor selama kuliah, tidak boleh ngelempar teman dari lantai 6 dan lain-lain. Hal itu tidak masalah, asal kuliahnya menyenangkan dan yang paling penting gak pelit nilai. Celakanya malah kebalikannya yang terjadi. Selain itu Gue ada presentasi makalah, so perlu datang lebih pagi.
Perlu kamu ketahui teman, kuliah di jurusan sejarah banyak mata kuliah yang menggunakan buku sumber dalam bahasa asing, tebal pula. Makanya, mahasiswa jurusan sejarah memiliki tiga kemungkinan: 1) masuk Rumah Sakit Jiwa 2) bunuh diri di rel kereta api karena depresi 3) menjadi orang super jenius yang bisa ngalahin om Aristotle
Ketika masuk ke gedung, Gue langsung menuju lift. Ternyata lift udah mau nutup, Gue lari lalu masuk. Tapi apa yang terjadi? Pintu lift ga mau nutup, meski tombol close udah ditekan berkali-kali.

“Ini pasti kelebihan beban” kata orang yang berdiri di samping Gue.

Lalu semua mata tertuju ke Gue. Ok, ok Gue ngerti, ini berarti kehadiran Gue di dalam lift, tidak dinginkan oleh para intelektual calon penerus generasi bangsa ini. Gue pun keluar dari lift. Lalu setelah tombol close ditekan dari dalam, liftnya pun menutup. Gue kesel, itu berarti Gue harus jalan kaki naik tangga ke lantai 6, apalagi sempat terlihat di dalam, beberapa cewek bisik-bisik sambil melihat ke arah Gue, yang disusul dengan cekikikan yang ditahan. Ada juga yang melambaikan tangan dengan gaya Miss Universe. Sial… 
            Dengan penuh perasaan terpaksa, Gue pun menghampiri tangga, lalu menaikinya dengan lunglai (perlu diketahui, menaiki di sini, lebih bermakna seperti menaiki jembatan, bukan seperti menaiki di malam pertama, apa lagi menaiki kuda rodeo). Akhirnya sampai di depan pintu kelas sambil ngos-ngosan. Untung kelas belum dimulai. Gue datang tepat waktu, nyaris saja, karena begitu Gue masuk kelas, diikuti oleh dosen dari belakang. Hampir saja teman, maut memang tipis batasnya dari kehidupan.  

  ***
Setelah kelas dimulai, dosen memberikan sambutan alakadarnya. Kemudian nyuruh Tedi presentasi, diikuti oleh si Jawa, lalu Rusuh-man. Sebelum nama Gue dipanggil, dosen marah-marah karena dari tiga yang presentasi tadi, tidak cukup memuaskan di mata dia. Kelas yang sejak awal sudah tegang, menjadi semakin mencekam.

“Bapak kecewa dengan apa yang telah kalian tampilkan, pembahasannya masih terlalu dangkal, begitu pula dengan analisisnya, kurang tajam. Bapak harap yang terakhir ini sedikit lebih baik. Silahkan Asep maju ke depan!”

Dengan gugup Gue langsung ke depan sambil bawa laptop dan alat tulis. Kemudian menyalakan laptop dan menyambungkannya ke infokus dan speaker aktif. Karena tegang Gue mengambil inisiatif untuk membuka file presentasi Power Point dari My Recent Document bukan dari Windows Explorer, dengan maksud biar lebih cepet. Setelah masuk ke My Recent Document, langsung ngeklik file yang ada di sana, kemudian berdiri ke papan tulis untuk memulai presentasi.
            OMG…!!! Teman mau tahu apa yang terjadi? Video bokep Miyabi tampil di white board, dengan suara speaker yang kenceng. Dosen diem karena shock, Gue diem mematung sambil mangap dan mata melotot, kelas hening, Nunu coli. Setelah tersadar, Gue langsung matiin itu video, lalu minta maaf sama dosen dan kelas. Dosen masih bengong, gue presentasi.
            Ini pasti kerjaan si Nunu, yang pake laptop buat nonton film bokep, setelah Gue tidur. Karena tadi malem Gue cuma buka file presentasi, untuk latihan tampil. Jadi seharusnya ga ada file lain di My Recent Document, selain file presentasi.   
Setelah selesai presentasi, dosen kemudian menerangkan materi yang ada kaitannya dengan presentasi barusan. Tapi sayang sekali tidak menerangkan siapa itu Miyabi? kapan lahirnya? di mana alamatnya? ukuran bra-nya berapa? gaya pavoritnya apa? doggy style atau missionaries style?
Di tengah ceramah yang ga boleh disela apalagi didebat, anak-anak mulai menunjukan gejala-gejala boring, mirip seperti gajah yang mengalami gangguan tukak lambung. Begitu pun Gue, pikiran mulai melayang ke mana-mana, mengarungi alam purbakala tatkala manusia hidup tidak menggunakan pakaian, dan mengandalkan hidupnya dari berburu dan meramu.
Mungkin pengaruh ceramah dosen yang lebih mirip siaran RRI di pelosok negeri, timbul tenggelam. Bukan hanya pikiran yang jalan-jalan, tangan pun ngisi waktu dengan ngupil. Kebiasaan kaum intelektual seperti halnya Socrates, Émile Durkheim, dan Auguste Comte (tidak didukung dengan fakta-fakta yang meyakinkan). Alhasil, upil pun didapat, upil setengah kering sisa semalam. Maklum tadi berangkat, cuma mandi ular (ularnya aja yang dimandiin) khawatir telat masuk kelas.
Masih dalam keadaan melamun, itu upil gue puter-puterin menggunakan jempol dan telunjuk, mengikuti insting nunggu giliran main gundu, ketika waktu kecil. Makin lama upilnya jadi bulet bertekstur, karena ada perpaduan antara upil kering dengan upil basah. Ukurannya pun semakin kecil, karena menjadi lebih padat, warnanya coklat tua. Pas tersadar, langsung terperanjat.

“lho ko megang upil?”

            Gue duduk di pojok belakang, sebelah kiri, jadi posisi ini adalah posisi yang paling pas untuk menghindari pantauan dosen.

“Boy… Boy… lu tau ganja ga?”
“Tau yang buat mabok itu kan” jawab si Boy dengan penuh percaya diri, seolah dia adalah seorang pemake sejati, yang wawasannya luas tentang obat-obat psikotropika. Padahal paling banter dia mabok lem Aibon.
“Maksud Gue, lu pernah liat?”
“Belum, kenapa gitu?”
“Nih Gue pegang bijinya” sambil ngacungin tangan ke muka si Boy.
“Wah… yang bener lu?” sambil ngambil upil
“Bener, lu liat aja sendiri”
“Oh… jadi kaya gini biji ganja?”
“Yup”
Si Boy memeriksa biji ganja dengan saksama. Dia amati dari berbagai angel, sempet-sempetnya dia ngeluarin lup dari tasnya, lalu memeriksanya. Lup? teman buat apa si Boy kuliah Sejarah Indonesia Kuno bawa-bawa lup? Lalu si Boy mangut-manggut takjub, kaya beker yang ada ayam-ayaman di dalamnya. Kemudian dia berguman.

“Wah… ini bener-bener biji ganja”

            Masih dengan muka takjubnya, Boy nujukin biji ganja tersebut ke Prem, dari Prem di over ke Choky, kemudian digiring ke Zemba, lalu diheading ke Menir, ditendang ke Antum, digocek ke Jhon, dan setelah melewati padang pasir, gunung, jurang, hujan petir juga badai, akhirnya biji ganja pun sampai ke tangan Elsa, yang duduk  di pojok paling depan.
            Gue sebenernya ga nyangka kalau itu biji, bakal melanglang buana ke seantero kelas. Elsa memperhatikan biji tersebut sambil nanya ke Itok yang duduk di sebelahnya.

“Tok, bener ini biji ganja?”
“Katanya sih, tapi ga tau juga”

            Elsa yang memiliki naluri detektif makhluk gaib, tidak serta-merta percaya begitu saja. Dari kejauhan terlihat dia hendak memasukan biji tersebut ke mulutnya untuk digigit. Gue kaget lalu dengan buru-buru Gue ngeluarin HP dari kantong celana, dengan sigap ngirim pesan ke Elsa. Tapi celakanya itu biji keburu masuk ke mulut Elsa. SMS nya ternyata terlambat.

TIT… TIT…       TIT… TIT…

            HP Elsa berbunyi, lalu dia membukanya dengan tangan kiri, karena tangan kanan sibuk megang biji ganja.



Dengan ekspresi kaya Gorila abis minum aspal, tiba-tiba Elsa berdiri sambil ngeliat ke arah Gue.

“Bener, ini upil elo?” kata Elsa, sambil ngacungin upil.

            Seluruh mata di kelas tertuju ke Gue. Gue cuma ngangguk dengan wajah tanpa ekpresi. Elsa langsung lari ke WC sambil nahan jackpot, diikuti oleh anak-anak sekelas yang hendak mensucikan tangannya yang sudah terkena najis yang paling najis. Di dalam ruang kelas cuma ada Gue dan Dosen yang bengong.

***
Pas kelas bubar Gue sama si Nunu cepet-cepet ngehampirin lift, karena takut dikeroyok masa, sama kapok ga kebagian tempat. Itu juga nyaris saja ketinggalan, lift baru saja pintunya bergerak mau menutup, Gue lari nahan pintu lift, lalu masuk terus menekan tombol close, lalu tombol 0 untuk menuju basement. Ketika suasana hening, tiba-tiba ada yang nyeletuk.

“Emh… bau kentut”
“Iya nih bau kentut”

            Gue coba ngendus-ngedus ke sekitar, kaya kambing mau kawin. Bener saja tercium bau kentut. Dengan muka keki, Gue juga ikutan memberi komentar.

“Emh… bau banget”

            Si Nunu juga ikutan ngomong

“ Siapa sih neh yang kentut?”

            Tapi tak seorang pun yang ngaku, malah pada tutup hidung. Bayangkan teman! bayangkan! di ruang sempit yang tertutup rapat serta sesak dengan orang, tiba-tiba dicemari oleh emisi dari knalpot manusia yang bernama kentut. Apakah menurutmu itu bukan tindakan yang keji dan biadab? Kepala langsung jadi pening, dalam hati Gue sumpahin itu orang yang kentut, supaya ga buang hajat selama 2 bulan, engga deh 3 bulan kayanya lebih pas.
            Sempat terlintas dalam benak Gue, untuk menemukan suatau formula yang bisa dicampur ke dalam makananan. Akibatnya kentut yang dihasilkan akan memiliki warna, persis kaya lampu wasiat yang digosok sama Aladdin. Warnanya macam-macam, tergantung makanan apa yang dimakan, misalnya kuning untuk buah-buahan, hijau untuk sayuran, merah untuk daging, biru untuk minuman bersoda, dan lain-lain. Sehingga apabila orang yang makan 4 sehat, 5 sempurna kentut, maka akan mengeluarkan asap wana-warni kaya kembang api. Gue bisa bayangin betapa indahnya kentut. Dan orang yang kentut bakal langsung ketahuan. So, ga bakal ada acara orang ga ngaku kalau dia kentut.
            Sempat Gue mencoba untuk mengusulkan ide nan menakjubkan tersebut, dalam sebuah seminar internasional dengan tema “Pengaruh Kurang ASI Terhadap Perolehan Jodoh”. Tapi ide Gue yang sarat nilai intelektualis ditolak mentah-mentah oleh audience, mereka beralasan bahwa, keberadaan asap kentut akan semakin bertambah banyak, dan hal ini dikhawatirkan akan menggeser populasi umat manusia di muka bumi.
            Dalam suasana seminar yang riuh, tiba-tiba ada seorang yang yang mengacungkan tangan, kemudian moderator meminta semua audience tenang, dan mempersilahkan orang yang mengcungkan tangan untuk angkat bicara.
           
“Saya punya ide, dari pada kentut diberi warna, bagaimana kalau dijadikan bahan bakar alternatif pengganti elpiji yang semakin mahal”

            Kemudian dia maju ke depan dan menerangkan secara rinci perhitungannya di papan tulis.

->  Dianalogikan 1 orang setiap hari kentut sebanyak 3 kali
->  Rata-rata 1 kentut yang normal memiliki berat sebesar 0,05 gram
->  Jadi setiap hari satu orang menghasilkan kentut 3 x 0,05 = 0,15 gram
->  1 bulan berarti 0,15 x 30 = 4,5 gram
->  1 tahun berarti 4,5 x 12 = 54 gram
1      kentut per orang x jumlah penduduk Indonesia jadi 5,4 x 238.452.952 = 1.287.645.940.8 gram atau 1.287.645,9 kg
->  Setelah mengalami pengolahan dengan menggunakan teknik bio gas yang dikombinasikan dengan teknik tekanan tinggi udara panas, bobotnya berkurang menjadi 1.287.345,9 kg
->  Apabila dimasukan ke dalam tabung gas 3 kg maka akan diperoleh  

1.287.345,9 = 429.115
       3
 
 

                                              Tabung BBK
                                        (Bahan Bakar Kentut)

            Sungguh sebuah nilai yang fantastis. Dan ketika orang tesebut selesai melakukan presentasi, audience menyambutnya dengan tepuk tangan. Teman mau tahu siapakah dia? Dia adalah Prof.Dr Teu Jejeg, kedengarannya seperti nama Zimbabwe, tapi percayalah dia asli Garut, dengan kata lain dia merupakan seorang putra dari bangsa tercinta kita ini, bangsa Indonesia, sungguh sangat membanggakan. Dia juga ternyata seorang peneliti yang berhasil menemukan pembangkit listrik tenaga bau mulut. Teman kamu pasti speechless kagum, mendengar kabar tersebut, Gue pun demikian.

***
   Ketika lift berhenti, dan pintunya terbuka semua orang langsung berhamburan termasuk gue ama si Nunu. Ketika berjalan keluar dari gedung, Gue masih kesel dengan kejadian tadi.

“Eh Nu kurang ajar tuh… yang tadi kentut di lift”
      Kata Gue dengan muka murka durjana. Yang diajak ngobrol bukan ngejawab, malah cungar-cengir kaya kuda keselek bola bowling.

“He… he… sebenernya yang tadi kentut, Gue”

      Ternyata yang tadi kentut di lift adalah Mutan gagal, hasil kawin silang antara Badak dengan Tringgiling yang ada di depan Gue.

“Heh… kampret ternyata elo yang kentut tadi”

      Kata Gue sambil ngelepas sepatu, lalu dipake untuk nyambit muka si Mutan. Tapi itu Mutan berhasil ngelak. Lalu mengeluarkan jurus langkah seribu.

“Arrrrghhhtt……”

            ***
         Update dilakukan satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal 5 pukul 21.00 wib. Kenapa tanggal 5? karena               tanggal 5 merupakan tanggal keramat (gue gajiannya tanggal 5 guys he.. he... jadi pas lagi posting, hati lagi     seneng)