Haji
Imron
Kemarin malem Nunu
curhat. Katanya seminggu yang lalu dia berkenalan sama cewek di KOPMA. Kronologisnya
begini:
baca juga :
Waktu abis kuliah Sejarah Afrika, si Nunu ga balik bareng ke kostan.
Katanya mau nongkrong di KOPMA, sambil ngenet, buat nyari bahan makalah Filsafat Sejarah. Karena besok dia ada presentasi. Ya udah, Gue pulang ke kostan
sendirian.
Sementara itu, sekeluarnya dari kelas Nunu langsung cabut ke KOPMA.
Koperasi Mahasiswa atau lebih dikenal dengan sebutan KOPMA, merupakan tempat
nongkrong para mahasiswa. Di sana banyak hal yang bisa dilakuin, mulai dari jajan
cemilan, makan berat, beli koran, beli majalah, beli buku, beli pulsa, nonton
live music, manfaatin hot spot untuk ber-internet ria, dan
yang paling penting ngeceng. Dua hal terakhir merupakan alasan utama para
mahasiswa nongkrong di KOPMA.
Sesampainya di KOPMA, Nunu langsung nyari tempat yang strategis, buat
mantau arus lalu-lintas mahasiswa yang keluar masuk KOPMA. Di pojok, ya Nunu
ngambil posisi di pojok, sambil nyalain laptopnya dan ditemani dengan sepiring
gado-gado, plus satu teh botol. Itu merupakan menu ngirit makan siang Nunu.
Waktu pun berlalu Nunu tenggelam ke dalam teori filsafat, mulai dari epicureanism, analytic, stoicism,
skepticism, scholasticism, pragmatism, phenomenology, existentialism,
postmodern, environmental dan lain-lain. Otak Nunu yang apabila dirontgen
nampak segede kacang polong, tidak mampu mencerna pemikiran para filsuf. Teori-teori
tersebut telah berhasil membuat Nunu impoten. Lalu daripada dibuat mati tragis
oleh teori-teori tersebut, Nunu memutuskan ngesave file-file yang dirasa
penting, dan ujung-ujungnya, nanti di kostan Gue yang jadi korban. Mulanya
nanya kata-kata yang gak dimengerti, terus nanya kalimat yang gak dimengerti,
kemudian nanya esensi dari sumber yang sedang dikaji, akhirnya nyuruh Gue
bikinin makalahnya, sekalian nebeng ngeprint. Kalau udah kaya gini, kelakuan si
Nunu lebih menjengkelkan dari Rowan
Atkinson bahkan Nohara Sinosuke.
Pengennnya Si Nunu Gue gulung pake karpet dibikin kaya lemper, kemudian diikat
kuat-kuat dengan batu yang beratnya satu ton, lalu dilempar ke Segitiga Bermuda. Kalau engga, si Nunu gue ikat ke
tiang, lalu tutup matanya pake kain hitam, kemudian Gue kasihin ke penduduk Nigeria,
untuk dijadikan persembahan dalam ritual Voodoo.
***
Setelah sekian lama, Nunu terpuruk dalam dunia filsafat,
tiba-tiba ada yang membuyarkan konsentrasinya, atau lebih tepatnya ada yang
berhasil ngebangunin dari mimpi buruknya.
“Boleh ikut duduk?”
“Iya, silahkan” sambil tetep memperhatikan monitor.
Karena telah beralih haluan, menjadi browsing photo-photo bugil.
“Makan” kata orang tadi, nawarin.
“Oh iya, makasih” kata Nunu sambil tetep fokus ke monitor.
“Maniak bokep ya?”
Nunu baru bener-bener
sadar dan terperanjat, kemudian ngeminimize web yang sedang dibuka sambil
gugup. Dan ketika nengok ke samping, si Nunu makin gugup, lalu bengong, matanya
natap ga berkedip. Prosesor otaknya yang setara kalkulator, telat
memproses input data, kalau disampingnya ada cewek cantik lagi merhatiin monitornya. Dengan segenap daya
dan upaya seekor kadal, Nunu berhasil memberikan pembelaan.
“Oh ini, bukan photo
bokep, tapi photo anatomi manusia modern, kebetulan Gue dapat tugas dari dosen untuk ngebandingin antara anatomi manusia
purba dengan anatomi manusia modern, terutama yang berjenis kelamin perempuan.”
“Oh…” kata cewek
tersebut.
“Iya begitu, suer,
sumpah pokoknya kalau Gue bo’ong berani dikeroyok anak-anak paly group”. Kata
Nunu meyakinkan cewek tersebut.
“Emang kuliah jurusan
apa?”
“Jurusan sejarah, kamu?”
“Aku… Jerman”
“Oh iya, namaku Nunu,
nama lengkapnya Nunu Cruise, tapi teman-teman biasa manggil Nunu Munu’u” kata
Nunu sambil ngajak salaman.
“Rena… masih ada
hubungan kerabat dengan Tom Cruise?”
“Dia adalah kaka
sepupuku, cuma pas dia jadi TKI ke Amerika kebetulan ketemu sama pencari bakat,
makanya sekarang jadi terkenal, padahal dia gak ganteng-ganteng amat di banding
sama gue.”
Dari obrolan tersebut berlanjut dengan saling tukar no
HP. Dan sekarang, Nunu sedang heboh prepare
mau nyantronin Rena ke rumahnya di daerah Bubat.
Jam 18.30 Nunu berangkat dari kostan pake motor. Dengan
semangat 45 Nunu menerobos udara malam. Bubat yang letaknya lumayan jauh terasa
dekat, hanya dalam setengah jam nunu telah berhasil sampai di Bubat. Lalu masuk
daerah komplek. Tanpa pikir panajang Nunu menuju
blok F, sedang detailnya kurang inget. Karena ketika ngobrol sama Ndia, Nunu
lebih konsentrasi memperhatikan Renanya daripada omongannnya. Setelah berhasil
menemukan blok F, Nunu masih kebingungan nyari rumah Rena. Susana di sana
sangat sepi, gak ada satu pun orang yang lewat.
Demi sang pujaan hati, akhirnya Nunu nekad untuk ngebel
rumah yang paling deket. Dengan perasaan yang gak karuan Nunu pencet bel rumah No 1F. setelah beberapa saat, keluarlah bapak-bapak.
“Permisi pak, numpang
tanya. Tau rumahnya Rena?”
“Rena? Gak tau tuh”
“Maaf ganggu, terima
kasih”
“Ga apa-apa”
Nunu gagal di rumah No 1F. tapi perjuangannya tidak surut
samapai di situ Nunu pun melangkah menuju rumah No 2F. lagi-lagi Nunu menekan
bel yang ada di pintu pagar. Sesa’at kemudian keluar seorang perempuan
muda, cantik.
“Maaf Neng mau tanya,
tau rumahnya Rena?”
“Duh… kurang tau”
“Kalau Eneng namanya
siapa?” kata Nunu dengan gaya cengengesannya.
“Ratna”
“Kalau no HPnya berapa?”
Bukanya ngejawab pertanyaan Nunu, itu cewek malah masuk
ke dalam rumah. Nunu pun terus melakukan pencarian. Setelah
dimarah-marahin oleh orang yang lagi sakit gigi, karena mencet bel
terus-terusan di rumah No 12F, Nunu baru sadar, kenapa gak nelepon Rena saja. Dasar otak Nunu, otaknya ada di dengkul, masih mendingan
Gue agak atasan dikit, di pantat. Lalu Nunu ngeluarin kepunyaanya (HPnya bukan tititnya).
“Halo, Rena! Kamu
rumahnya no berapa sih?”
“Kan aku udah kasih tau, No 23F”
“Oh… tungguin, Gue
bentar lagi nyampe”.
Setelah sukses tersesat, akhirnya Nunu ada di depan rumah
Rena. Nunu pun menekan tombol bel. Tidak lama
kemudian, disambut kedatangan Rena.
“Katanya mau ke sini jam
19.00, kok baru datang sekarang” kata Rena sambil ngebukain pintu pagar dan
ngajak masuk Nunu ke rumahnya.
“Tadi nyasar, nyari
rumah kamu”.
“Nyasar gimana? kan udah
dikasih tau alamatnya”
“Aku lupa”
Sekarang Nunu udah ada
duduk di sofa ruang tamu rumah Rena. Rumahnya sangat nyaman, ditambah dengan
design interior yang sesuai.
“Mau minum apa?”
“Apa aja deh, semua yang dibuat ama
kamu aku suka”
“Alah… gombal” kata Rena
sambil senyum GR.
Rena pun masuk ke dalam untuk membuat minuman. Nunu yang
tinggal sendirian memperhatikan seluruh bagian ruang tamu. Matanya berhenti pada
sebuah photo keluar yang berukuran besar, yang dipajang di di dinding. Dari
sana Nunu tahu kalu Rena adalah anak sulung dari tiga bersaudara, satu adik
perempuan dan yang bungsu laki-laki kira-kira TK.
“Lama ya?” Rena membuyarkan perhatiannnya.
“Wow.. apa neh, kayanya enak” mata Nunu berbinar-binar
melihat pudding special yang dihiasi lelehan fla kental dan dikasih strawberry
di atasnya. Selain itu Rena juga membawa dua gelas lemon tea bubble.
“Ini aku bawain pudding, aku yang buat lho, special buat
kamu”
“Special buat aku”
“Iya”
Nunu senyum, mendengar Rena membuatkan pudding special
untuknya. Teman perlu kamu ketahui, GRnya Nunu lebih mirip Lutung lagi ngantuk,
gedubrak ke kiri, gedubrak ke kanan, garuk sana, garuk sini, lalu muter-muterin
ujung baju. Sungguh sedikit pun tidak ada anggun-anggunnya.
“Ayo… silahkan dicoba”
“Dicoba?”
“He’eh”
Tanpa banyak nasi basi, Nunu
langsung ngambil piring kecil sama pisau yang telah disediain. Satu potong, dua potong, tiga potong, terus berlanjut ke
potongan-potongan berikutnya. Dengan binalnya Nunu melahap pudding satu Loyang
besar tersebut hanya dalam waktu lima menit. Persis kaya kuda lumping makan
nasi goreng. Rena cuma bengong melihat masterpiecenya
diobrak-abrik dalam sekejap oleh tuyul kurang netek.
“Wah.. enak banget
pudingnya”
“Terima kasih”
Setelah pudding habis dan perutnya kenyang, Nunu bisa ngobrol dengan baik,
tanpa khwatir Naga dalam perutnya berontak. Biasanya kalau naga dalam perut
Nunu berontak, suka demo kepada majikannya untuk segera dikasih makan, kalau
tidak naga-naga tersebut mengancam akan melakukan makar dan melakukan serangan
secara sporadis.
Suasana di ruang tamu menjadi hangat dan menyenangkan,
dan tiba-tiba.
“ Bentar ya, aku ke
dalam dulu manggil Mama”
Tanpa menunggu jawaban dari Nunu, Rena segera masuk ke
dalam. Nunu yang hendak mencegahnya, hanya bisa pasrah. Rena pun kembali
bersama Mamanya, yang lumayan masih muda.
“Nih Mah, kenalin teman Rena”
“Nunu… Tante” kata Nunu sambil menjabat tangan ibu Rena,
dan sedikit membungkukan badanya sebagai tanda hormat.
“Teman kuliah Rena?”
“Bukan Tante, teman kampus tapi beda jurusan”
“Oh… kirain teman kuliahnyanya, di sini ngekost?”
“Tidak, saya asli Bandung” Nunu berbohong
“Bandungnya di mana?”
“Di Gerlong”
“Oh di Gerlong…. Kalau di Gerlong Tante banyak kenalan,
Nunu ayahnya siapa?”
“Haji Imron”
Nunu ngejawab dengan mantap dan penuh percaya diri. Perlu diketahui, Haji
Imron merupakan orang terkaya dan terpandang di Gerlong jadi hampir semua orang
tahu Haji Imron. Dia memiliki sekitar 3.000 kamar kost-kostan, satu blok ruko yang disewakan, warnet yang besar dan
dia juga merupakan juragan angkot. Ada untungnya ngejawab anak Haji Imron,
pikir Nunu. Dengan begitu Nunu bisa mendapat simpati dari ibunya Rena.
“Bukannya Haji Imron anaknya cuma satu? anaknya
perempuan, itu juga udah menikah. Ibu sering ke rumahnya haji Imron, dia kan
temannya ayah Rena”.
HENING
***
BAB 1 - UGD
BAB 2 - Ganja VS Kentut
BAB 4 - Vanilla Late
BAB 5 - Klapetart
#wahid m
Update dilakukan satu bulan sekali, yaitu setiap
tanggal 5 pukul 21.00 wib. Kenapa tanggal 5? karena tanggal 5 merupakan tanggal
keramat (gue gajiannya tanggal 5 guys he.. he... jadi pas lagi posting, hati
lagi seneng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar