Vanilla
Late
Kampus Gue tercinta tidak hanya menyediakan sarana belajar. Ada ritual
tahunan besar, yang diadain sama anak jurusan Seni Rupa, yang bisa ngelepas
kepetan dari rutinitas kuliah, ritual tersebut disebut dengan Djamoe Tjap IKIP. Sebuah acara yang
menampilakan berbagai kegiatan, mulai dari bazaar akbar, art perform Tisna
Sanjaya, sampai dengan pentas seni kampus yang dimeriahkan band terkenal seperti
Cupumanik, Laluna, /Rif dan Peterpan.
Band Gue yang namanya Vanilla Late,
lulus audisi sebagai pengisi acara Djamoe
Tjap IKIP. Teman mau tahu arti Vanilla Late? Ceritanya begini, ketika Gue
bareng anak-anak kostan main game online Counter
Strike di Kostan, iseng-iseng Eka nyeletuk.
“Gimana kalau kita main Band?”
sambil mata tetep fokus ke monitor.
“Boleh juga tuh ide” kata Ajay.
“An****(tiiiiiiit)…!!! mati Gue”
kata Nunu yang pemainnya mati tertembak musuh.
“Siapa saja personelnya” kata
Topeng.
“Ya kita-kita” kata Eka.
“Gimana Sep, setuju ga?” Ajay nanya Gue.
“Kalau Gue sih, anjriiit…..!!!”
Gue keburu histeris, karena pemain gue juga mati.
“GIMANA…!!!” semua ngebentak.
“Iya, ok… ok….”
Nah sejak kejadian itu, kita mulai getol nge-band. Band
Gue dikasih nama D’Apple, nama yang luar biasa keren apabila dibandingkan
dengan kemampuan skill yang pas-pasan. Berikut komposisi dari band Gue.
Vocal :
Ajay
Lead Guitar :
Topeng
Second Guitar :
Nunu
Bass :
Gue
Drum :
Eka
Dalam menapaki dunia per-band-an, banyak kendala yang
dihadapi. Salah satunya adalah hampir
semua personel memiliki kebiasaan telat. Bukan cuma 5 menit, 10 menit atau 15
menit, tapi berjam-jam. Sedangkan salah
banyaknya adalah, cancel jadwal latihan seenaknya, suka gonta-ganti lagu ga
karuan, godain anak TK dan lain-lain.
Ada juga kebiasaan yang ga buruk-buruk amat, kita suka
kongkow bareng, atau briefing sambil
minum kopi Vanilla. So, dengan alasan tersebut kita mengganti nama band kita,
dari D’Apple menjadi Vanilla Late, yang artinya band yang doyan nongkrong
dengan kopi Vanilla dan suka telat. Nama yang sesuai teman…
***
Dalam acara Djamoe Tjap IKIP,
Vanilla Late tampil pertama, alias band pembuka. Hal ini disebabkan oleh si Nunu
yang ngotot pengen ngewakilin untuk ngambil undian tampil. Hasilnya, sungguh
mengecewakan. Padahal sebelumnya dia sesumbar, kalau dia
yang ngambil pasti kita akan tampil terakhir sebagai band kampus dan dilanjut
dengan band bintang tamu. Tangan sial si Nunu pasti disebabkan karena kebiasaan
cebok dengan tangan kanan.
Akhirnya waktu yang dinanti tiba.
Vanilla Late tampil, setelah Performance Art dari Tisna Sanjaya, dosen seni
rupa ITB. Cuma masalahnya, ketika Vanilla Late dipanggil MC, untuk naik panggung, si Ajay belum ada, bener-bener karet. Tapi dari kejauhan kelihatan si Ajay lari-lari mendekat ke back stage, tempat kita kumpul. Gue langsung tanya
si Ajay dengan kesal.
“Ke
mana aja, kita udah mau tampil..!!”
“Duh sory brow, ban mobil Gue bocor kena paku” sambil terengah-engah.
“Boss Gue mules neh, mau ke WC dulu ya?” kata Eka sambil memasang wajah memelas
minta izin.
“MULES..???” semua serentak.
Eka ngangguk sambil megangin perut. Satu lagi teman, Eka
itu orangnnya gampang nervous, kalau tampil di depan orang banyak. Padahal tadi
sebelum berangkat, di kostan sempet boker, lama pula.
“Engga boleh, ayo sekarang kita
naek” Nunu menolaknya, karena ga sabar pengen perform.
“Ayo naik, udah telat nih” kata
panitia dari atas panggung.
Akhirnya kita semua naik ke panggung sambil narik Eka.
Begitu udah berada di panggung, semua personil ngedadak gugup melihat penonton
yang luar biasa banyaknya. Karena selama ini Vanilla Late ga pernah manggung di
depan penonton yang sangat banyak kaya sekarang.
Semua kunci bass yang udah dilatih sebulan nguap begitu
aja, tak tersisa barang sedikit pun. Padahal Gue udah hatam 153 kali, dari
masing-masing lagu. Gue cuma inget kalau kita akan bawain 2 dua lagu yaitu Harder To Breathe dari Maroon Five sama Hysteria dari Muse.
Lebih-lebih yang terjadi sama Eka, badanya menggigil, gigi gemerutuk, muka
pucat, telapak kaki pecah-pecah, ketombean,
sticknya dua (ya iyalah, orang main drum sticknya mesti dua). Untungnya
Eka ga pipis di celana.
Tapi doa apa yang dipanjatkan sama Eka, tiba-tiba dia
main solo drum, enerjik, powerful, berkelas, manis sekali teman, pokoknya kalau
minjam bahasa Pak Bondan Winarno sih top
markotop atau double mak nyuss. Kemudian
disambut dengan riuh tepuk tangan penonton yang gegap gempita.
Ada satu rahasia teman, Eka saking gugupnya dengan nekad memainkan drum
lesson yang terdapat pada VCD Belajar Sendiri Main Drum, yang selama ini
menjadi kitab sucinya dalam bermusik. Permainannya sama banget, sedikitpun tidak
menyimpang dari permainan yang ada di VCD. Karena jurus tersebut yang paling
dipahami oleh Eka, bahkan sampai hapal di luar kepala, sampai-sampai kentut
sama sendawanya suka memakai ketukan itu. Tapi Gue salut dengan cara dia
ngambil keputusan yang cepat dan tepat di saat
genting seperti itu. Berkat permainan Eka, plus tepuk tangan penonton, percaya
diri kami mulai ereksi kembali.
Begitu Eka ngasih ketukan single stroke roll pada snare drumnya yang merupakan intro dari
lagu Harder To Breathe, Gue, Nunu
sama Ajay langsung menyambutnya dengan
nada masing-masing, disusul dengan gitarnya Topeng,
yang kemudian menghasil sebuah komposisi
musik yang harmonis.
Sungguh sangat mengesankan, apalagi diikuti dengan gerakan penonton yang
mengangguk-angguk dan sesekali meloncat-loncat,
hilang semua nervous. Kita bermain dengan baik dan gagal untuk mempermalukan
diri sendiri.
Semua personil turun dari panggung
dengan muka berseri, seolah-olah baru memenangkan pertempuran melawan VOC yang
duet dengan penjajah Jepang.
“Ka, bukannya mau ke WC? sekarang
boleh” kata Gue
“Sudah lupa tuh” jawabnya sambil
cungar-cengir ganjen.
“HUH…!!!!” semua serempak noyor
kepala Eka.
***
Acara Djamoe Tjap IKIP berlangsung sangat meriah dari pagi
sampai tengah malam. Meskipun tadi siang Vanilla Late tampil sebagai pengisi
acara, tapi pas waktu malem berbaur dengan yang lainya menikamti sajian dari
Laluna dan Peterpan, tapi yang paling berkesan adalah Cupumanik. Dari
musikalitas, lirik dan performnya luar biasa. Tak heran ketika lagu Maha
Rencana dibawakan semua penonton ikut melakukan headbanging bahkan ada pula yang melakukan crowd surfing dan stage
diving.
Acara selesai sekitar pukul 12
malam. Tapi tak apalah, cuma setahun sekali ini. Semua penonton bubar dan
pulang ke tempat tinggalnya masing-masing. Dalam perjalanan pulang Eka bertemu
dengan adik kelasnya yang sama kuliah di Jurusan Bahasa Inggris. Namanya Santi,
dia nonton bersama dua orang teman sekostannya. Sepanjang perjalanan Eka asik
ngobrol bersama Santi. Daripada BT gue ajak ngobrol temanya Santi. Namanya Nadia,
orang asik diajak ngobrol. Bagi dia nonton konser seperti tadi ternyata baru
pertama kali. Tadinya tidak mau ikut nonton, tapi karena diajak Santi dan ingin
melihat Peterpan secara langsung katanya. Dia antusias sekali membahas acara
barusan, terlihat dari gaya bicaranya yang sangat excited.
Dalam perjalanan pulang hanya
diterangi cahaya bulan. Dan sesekali melewati lampu penerangan jalan. Akhirnya
kami sampai di depan kostan. Biasanya setiap pukul 9 malam, pintu pagar Kostan
Pelangi sudah dikunci. Jadi terpaksa harus manjat pintu pagar besi yang
ujungnya runcing.
Yang
pertama kali manjat adalah Eka, dia landing dengan selamat sentosa. Giliran berikutnya
adalah gue, semua berjalan lancar Nadia tersenyum ke gue melihat kelakuan anak
kostan yang bela-belain manjat pagar demi nonton konser.
Tapi di mata gue senyum itu lain, senyum yang manis dan
gue baru sadar ternyata nadia itu cantik, anggun, inocent dan ketika tersenyum waktu
berjalan lambat. Sampai tiba-tiba kaki gue terpeleset, dan ujung baju nyangkut
di besi pagar. Sehingga gue ngegantung di pagar. Dan ah sudahlah.....
Baca juga :
#wahid m
Update dilakukan satu bulan sekali, yaitu setiap tanggal 5 pukul 21.00 wib. Kenapa tanggal 5? karena tanggal 5 merupakan tanggal keramat (gue gajiannya tanggal 5 guys he.. he... jadi pas lagi posting, hati lagi seneng)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar